blogkoding cineblog scscrc123 indoblog PERMAINAN TRADISIONAL DI BATU RAMAI (INDAHNYA MASA KECILKU) - Arlong's Diary
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PERMAINAN TRADISIONAL DI BATU RAMAI (INDAHNYA MASA KECILKU)


Zaman modern adalah zaman dimana semua tekhnologi sudah maju dan serba praktis, tentu hal ini mempengaruhi segalanya, termasuk permainan anak-anak, yang mana zaman sekarang anak-anak sudah tidak lagi bermain permainan tradisional, mereka asyik bermain game online, playstation dan lain lain. Tidak ada yang bisa dipersalahkan tentang hal ini, hanya kesadaran bagi yang sadarlah dapat merubah paradigma dan memberikan semangat untuk menyemarakan permainan tradisional ini, demi kelestarian budaya kita.
Saya dilahirkan di Desa Batu Ramai, Kabupaten Tabalong – Kalimantan Selatan, dimana banyak permainan tradisonal berada. Hampir seluruh Tabalong permainan tradisonalnya kurang lebih sama, paling-paling hanya berbeda nama tapi sama caranya atau namanya sama tapi caranya berbeda, disini saya hanya memaparkan permainan yang pernah saya mainkan sewaktu saya masih kecil dan ada di kampung saya.
1.      Baingkaan
Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan, tapi banyak juga anak laki-laki yang memainkan permainan ini. Baingkaan berarti kakinya tingka atau pincang, dimana permainan ini pesertanya yang terdiri dari dua kelompok (satu kelompok terdiri dari dua atau tiga orang) harus ingka atau kil ketika melewati daerah biasa, dan daprak atau kaki dua ketika melewati rumah sendiri, daerah gunung dan daerah akhir. Permainan ini menggunakan undas  sebagai batu lemparan yang berbentuk pipih untuk menjalankan permainan, undas harus dilemparkan secara berurutan menurut kotak dan dilempar secara berbalik ketika menentukan rumah. Ketika di rumah, kelompok pemilik rumah harus daprak sedangkan kelompok lawan harus lungkah atau meloncati rumah lawan, apabila pemilik rumah kil atau lungkah dirumah sendiri, maka rumah tersebut gusang atau terbakar hingga rumah atau kolom tersebut bukan milik siapa-siapa lagi dan harus kil. Giliran bermain ditentukan apabila giliran pemain dari satu kelompok tersebut habis, giliran tersebut habis dikarenakan pemain terkena garis, melencengnya undas yang dilempar, atau rumah gusang. Jenis permainan ini bermacam-macam, kalau didesa saya jenis permainan tersebut adalah Ingkaan Salit (berbentuk seperti tambah), Ingkaan Rubut (berbentuk persegi panjang dengan enam kotak, dan satu kotak kecil tempat undas) dan Ingkaan Ayun (dimana undas selalu diayunkan).



2.      Main Sungkit
Sungkit berarti menconkel, main sungkit berarti mencongkel kayu anak yang berada diatas lubang. Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok, yang mana tiap kelompok terdiri dari 3-4 orang, dimana pemenang permainan ini adalah ditentukan oleh skor, skor tersebut dapat diperoleh dari hasil menangkap anak sungkit, jarak lemparan musuh yang tidak mengenai kayu penyungkit dan hasil pukulan pada tahapan Kapala Walut . bahan-bahan untuk memainkan permainan ini tidaklah sulit, hanya dengan kayu dari anak pohon Kopi, kayu tersebut kemudian dijadikan kayu penyungkitl (besarnya seperti telunjuk orang dewasa dan panjangnya kurang lebih 40 cm) dan kayu anak (besarnya sama dan panjangnya kira-kira sejengkal). Untuk memainkan permainan ini diperlukan sebuah lubang yang kira-kira dalamnya 10 cm dan berbentuk lancip memanjang, permainan ini mempunyai tiga tahapan yaitu :

·         Manyungkit
Yaitu mencongkel kayu anak dengan kayu penyungkit, semakin jauh sungkitan, semakin bagus, karena hal tersebut memperkecil kemungkinan musuh melempar anak sungkit mengenai kayu penyungkit yang  diandak atau diletakkan diatas lubang secara mendatar  ke(kalau mengenai kayu penyungkit, berarti giliran orang pertama pada satu kelompok berakhir, kemudian dilanjutkan orang kedua dan seterusnya.

·         Batanis
Batanis artinya memukul anak sungkit dengan cara melemparkan anak sungkit keatas memakai tangan yang memegang kayu sungkit, kemudian dipukul sejauh mungkin, karena sama seperti peraturan diatas bahwa apabila mengenai kayu penyungkit yang berada diatas lubang, maka giliran orang pertama berakhir.

·         Kapala Walut
Kapala Walut artinya kepala belut, kemudian disimbolisasikan kedalam sebuah tahapan permainan. Maksudnya dalam permainan ini adalah memukul ujung anak sungkit yang berada diluar lubang, yang mana ujung satunya berada didalam lubang. Apabila pemain berhasil memukul, maka dia mendapatkan skor, skor tersebut ditentukan seberapa jauh hasil pukulan dan diukur dengan panjangnya kayu penyungkit.

TABEL PENGAMBILAN SKOR
Tahapan
Cara
Yang mendapat poin
Skor
1.  Manyungkit
Musuh dapat menangkap anak sungkit dengan tangan dua
Musuh
25

Musuh dapat menangkap anak sungkit dengan tangan sebelah
Musuh
50
2.  Batanis
Musuh dapat menangkap anak sungkit dengan tangan dua
Musuh
50
 
Musuh dapat menangkap anak sungkit dengan tangan sebelah
Musuh
100

Musuh gagal mengenai kayu penyungkit
Tim Pemain
Seberapa jauh lemparan musuh



dan ukur dengan kayu penyungkit
3.  Kapala Walut
Musuh dapat menangkap anak sungkit dengan tangan dua
Musuh
500

Musuh dapat menangkap anak sungkit dengan tangan sebelah
Musuh
100

Pemain berhasil memukul
Tim Pemain
Seberapa jauh pukulan pemain



dan ukur dengan kayu penyungkit

3.      Basapak
Basapak adalah salah satu permainan tradisional yang ada dikampung saya, permainan ini menggunakan batu sebagai sapak dan bola kasti/bola gatah atau bola karet tradisonal yang terbuat dari getah kaert yang baru disadap, sebagai penentu giliran. Biasanya permainan ini dimainkan oleh anak perempuan, cara memainkan cukup menghambur batu yang ada digenggam pemain, dan memantulkan bola ke lantai, berhubung penulis tidak terlalu mengetahui permainan ini, maka hanya ini yang dapat dipaparkan (maklum saya jarang memainkan permainan ini), Insya Allah kalau saya pulang kampung akan mengamati dan memaparkan kembali ke blog ini.

4.      Basihi
Sihi artinya kerang, yang mana dalam permainan ini menggunakan sihi atau kerang laut berjumlah 6 biji, dimainkan 3-4 orang, cara bermainnya kurang lebih sama dengan permainan basapak, yang berbeda hanyalah tahapannya, yaitu :
·         Tahap Bijian
Artinya mengambil satu demi satu sihi, tergantung jumlah bilangannya, contoh: Satuan harus mengambil satu persatu sambil memantulkan bola kelantai dan kemudian disambut, apabila kita bola jatuh atau gagal menyambut, maka dianggap mati/gilirannya. Begitu juga tahap duaan, kita harus mengambil dua sekali dan seterusnya sampai tahap anaman.
·         Tahap Bukaan
Yaitu tahap membuka sihi yang tertutup sambil melambungkan bola, caranya sama seperti tahap bijian, yang membedakan hanyalah membuka sihi yang tertutup terlebih dahulu.
·         Tahap Tutupan
Yaitu tahap menutup sihi yang terbuka, tahap ini merupakan kebalikan dari tahap bukaan.
·         Tahap Maambil Anak
Caranya, satu persatu pemain meniup sihi tersbut, kemudian diakhiri dengan pemilik calon anak yang melemparkan keatas, apabila sihinya tertutup berarti anaknya laki-laki, apabila sihinya terbuka berarti anaknya perempuan.

5.      Bapatakan
Bapatak berasal dari kata patak yang berarti sembunyi, jumlah pemainya bebas, semakin banyak semakin seru. Permainan ini secara umum dikenal dengan petak umpet, cuma yang membedakan dengan petak umpet adalah cara menentukan yang jaga, cara tersebut adalah : 
·         Cinghuy atau hompimpah
·         Baacak, yaitu mengundi urutan pemain yang berada dibelakang penjaga, cara yaitu penjaga atau yang berpejam menyebutkan nomor urutan, apabila nomor urutan sudah disebutkan maka yang punya nomor harus menjadi penjaga berikutnya.
·         Mahantup Balik atau yang dikenal di Kalimantan Selatan adalah Batiwah, yang berarti melempar balik atau kaleng (biasanya dikampung saya menggunakan kaleng bekas susu) dengan batu, pemain yang gagal atau melempar batu tidak mengenai kaleng maka pemain tersebutlah yang jaga.
·         Batimbai Capal, batimbai berarti melempar dan capal berarti sandal, permainan ini menggunakan garis, dibentuk menjadi kotak, kira-kira 10 meter berdiri pemain yang telah siap melempar sandal. Pemain yang sandalnya terjauh dari kotak akan menjadi penjaga.
Biasanya yang menjadi penjaga berpejam sambil menghitung angka kelipatan 5 sampai 100, telah sampai berhitung sampai 100, maka penjaga berucap “Sudahkaah !”, apabila pemain belum siap bersembunyi maka mereka berucap “Balum !”, dan “sudah !” kalau sudah siap, setelah itu penjaga mencari satu persatu pemain yang bersembunyi, kemudian “mempau” atau memukul tiang atau pohon tempat penjaga berpejam, sambil berucap “Si anu (nama pemain) sudah tatamu !” yang berarti si anu sudah dapat atau ketemu. Penjaga yang mencari pemain hanya disekitar “Paatangan” atau tempat sekitar jaga disebut “Tunggu Atang”, sebuah kesan yang menandakan pengecut, kemudian pemain yang selalu kalah atau berkali-kali jaga disebut “Cirit”.
6.      Bakalikiran
Bakalikiran berasal dari kata kalikir atau kalikiran, yang kita kenal dengan sebutan kelereng. Permainan ini sangat familiar sekali di daerah Kalimantan Selatan, maupun  pada umumnya, dikampung saya pada khususnya. Ada beberapa jenis permainan kelereng yang pernah ada dikampung saya, yaitu:
·         Main Garis
Pemain harus melemparkan kelerengnya ke arah garis, kelereng siapa yang paling dekat dengan garis, maka dialah yang lebih dahulu “maunting”(menembak kelereng lawan dengan menggunakan jari tengah bagian dalam) atau juga “mahumbang”(menembak kelereng lawan dengan jari luar)
·         Main Lubang Satu
Cara mainnya hampir sama dengan main garis, tetapi ada beberapa perbedaan, yaitu bagi pemain yang berada terjauh dari lubang, maka kelereng pemain tersebut menjadi korban untingan atau humbangan pemain yang lebih dekat dari lubang, terlebih jika ada pemain pada saat “manimbai” atau melempar kelereng masuk ke lubang, maka pemain tersebut mendapat giliran pertama dan maunting atau mahumbang 3 kali pada kesempatan pertama, yang mana jarak mauntingnya bebas, sedangkan pemain lain (tidak masuk lubang atau dekat dengan lubang) maunting dengan jarak “sakilan  atau sejengkal dari lubang (giliran selanjutnya adalah pemain yang kelerengnya terdekat dengan lubang), kemudian setelah habis giliran para pemain maunting, barulah korban berusaha memasukan ke lubang,
·         Main Lubang Tiga
Pada dasarnya cara bermainnya sama dengan lubang satu, akan tetapi pada permainan ini pemain yang kelerengnya dekat dengan lubang harus memasukan kelerengnya kedalam sebanyak 2 x 3, setelah masuk lubang pemain boleh melanjutkan masuk kelubang berikutnya atau maunting kelereng korban.
·         Ba Dut atau Main Dut
Permainan ini menggunakan garis yang dibentuk menjadi dua segitiga, didalam segitiga tersebut dipenuhi garis-garis vertical dan horizontal, tiap-tiap sudut garis diisi dengan kelereng, cara menetukan giliran mainnya sama dengan permainan kelereng yang lain. Setelah ditentukan gilirannya maka pemain pertama maunting kelereng yang ada didalam segitiga, apabila dapa maunting kelereng dari garis, maka pemain tersebut boleh mengambil kelereng yang diuntingnya.
7.      Main Gambar
Gambar yang saya maksud disini adalah 36 kolom yang mana tiap-tiap kolom berisi gambar, dibelakang gambar tesebut biasanya terdapat gambar rambu-rambu lalu lintas. Ada beberapa jenis permainan ini, yaitu :
·         Bakumpak
Kumpak berarti kompak, permainan ini dimainkan oleh dua orang, yang mana setiap tangan pemain yang dikumpak ditaruh satu gambar, untuk menentukan pemenangnya yaitu apabila gambar tersebut jatuhnya terbuka dan gambar musuh tertutup, maka musuh harus membayar satu gambar kepada pemenang. Kumpak akan diulang ketika gambar ketika jatuh sama-sama terbuka atau tertutup.
·         Baambung
Baambung artinya melambungkan keatas, maksudnya disini adalah melambungkan gambar undas keatas, gambar undas terdiri dari dua gambar. Permainan ini biasanya dimainkan 3 orang atau lebih, yang mana setiap pemain bergiliran menaruh “tik” atau patokan yang harus dibayar pemain. Pemain dapat dikatakan menang apabila satu gambar terbuka dan satu gambar tertutup. Pemain yang bayar harus membayar dengan kelipatan dua, misalnya yang menang tik 12, maka yang kalah harus bayar 12 (2 x 12).

·         Batapuk
Batapuk artinya menepuk, masing-masing pemain harus  meletakan gambarnya ditengah, jumlah gambar tersebut tergantung kesepakatan, setelah menentukan giliran, pemain yang mendapat giliran pertama menepuk kedua tangannya yang bertumpu dilantai, apabila gambar tersebut jatuhnya terbuka, maka pemain tersebut berhak mengambil gambar.

8.     Asinan
Permainan ini menggunakan kecepatan berlari dan ketangkasan. Permainan ini terdiri dari dua kelompok, masing-masing kelompok maksimal 6 orang. Penentuan giliran kelompok yaitu dengan cara cinghuy, kelompok yang kalah cinghuy akan menjadi penjaga garis. Garis tersebut dibentuk menjadi kotak, kemudian dibagi menjadi 4 garis mendatar dan 2 garis menurun. Kelompok pemain yang berjalan harus pandai melewati penjaga garis tersebut sampai dia berbalik ke tempat asal, apabila penjaga dapat menyentuh salah satu pemain, maka kelompok pemain tersebut menjadi penjaga, dan kelompok penjaga menjadi pemain.

9.     Batijik
Permainan ini adalah adu kekuatan biji karet, yang belakangnya saling bertumpang, kemudian biji karet tersebut dipukul atau “ditijik” dengan tangan, biji yang pecah dianggap kalah. Biji karet tersebut banyak tersebar di hutan belakang rumah, karena pencaharian utama dikampung saya adalah “manurih atau mamantat” yang berarti menyadap karet. Jenis biji karet terkuat antara lain : Si Bulat, Si Tungkung, Si Jambul, Si Macan dan lain-lain.

10.  Main Kalip
Kalip berarti karet kecil penyalur ban sepeda kayuh, permainan ini terdiri dari 2 kelompok, satu kelompok maksimal 3 orang.   Kalip tersebut kemudian disambung untuk dijadikan tali bermain. Tali kalip dapat diganti dengan gelang karet yang disambung sedemikian rupa hingga membentuk sebuah tali anyaman gelang karet. Dalam permainan tersebut, tali dibentangkan oleh dua orang yang merupakan satu kelompok, sedangkan satu kelompok lainnya menjalankan permainan. Permainan ini mempunyai beberapa tahap, yaitu :
·         Pinggangan, yaitu tali karet tersebut dibentangkan sekitar pinggang, kemudian pemain melakukan loncatan yang berulang-ulang dan melakukan “kikinjit” atau menyebelahkan kaki dengan hitungan yang telah disepakati.
·         Dada, yaitu membentang tali karet  sejajar dengan dada, kemudian pemain harus meloncatinya. Cara meloncatinya yaitu ketika pemain sudah berada didekat tali, kemudian tali tersebut ditarik kebawah dan diloncati. Pemain pertama dapat membantu pemain kedua dan ketiga meloncat, dengan cara pemain pertama menindih tali karet tersebut dengan lututnya.
·         Kapala atau kepala, yaitu membentangkan tali karet yang sejajar dengan ubun-ubun, dan kemudian diloncati.
·         Seluruh, yaitu membentangkan tali karet dengan cara mengangkat tangan dengan setinggi-tingginya dan kemudian diloncati.

11.  Baladuman
Berasal dari kata “ladum” yang artinya berbunyi keras, permainan ini juga disebut meriam bambu, karena alat untuk membunyikannya dari bambu besar atau “Paring Haur” yang diisi air dan karbit, kemudian disulut dengan api.

12.   Bakaliyangan
Kaliyangan secara umum dikenal dengan laying-layang, permainan ini dikenal diseluruh Kalimantan Selatan bahkan seluruh Indonesia. Dikampung saya, kaliyangan ini dimainkan ketika padi sedang “maurai” atau padi baru tumbuh, hal ini dimaksudkan untuk mengusir burung yang memakan padi di sawah. Bahan-bahan untuk membuat kaliyangan adalah sampul/plastik, kerangka yang terbuat dari bambu, benang dan lem yang terbuat dari getah karet dicampur dengan sedikit minyak tanah. Cara pembuatannya sama seperti pembuatan laying-layang pada umumnya.
Sebenarnya masih banyak lagi permainan yang pernah ada di kampung saya yang berasal dari zaman nenek saya dahulu, akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, sedikit demi sedikit permainan itu hilang dan sebagian peraturannya berubah. Permainan tersebut mempunyai musim atau “bamusim”, kalau bulan puasa, biasanya musim Baladuman, musim Batijik terjadi pada musim hujan, karena pada waktu itu pohon Karet mulai berbuah dan lain-lain. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk anda. (Arly)


















2 comments for "PERMAINAN TRADISIONAL DI BATU RAMAI (INDAHNYA MASA KECILKU)"

Embun Penyejuk Hati 16 September 2011 at 02:54 Delete Comment
KEREEEENNNNN!!!!!!!!!!
arly_ueto 14 November 2011 at 05:10 Delete Comment
haha terimakasih saudara........ mengenang masa kecil nahh..hehehehe