blogkoding cineblog scscrc123 indoblog Bergundul - Arlong's Diary
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bergundul

Seganteng-gantengnya gundul mencilang, akhirnya kena ampelas juga - Arlong, terlanjur gundul

Udah Februari aja nih...
Warning buat yang jomblo, segera insyaf buat yang homo !!! 14 February coy.........

Rencana awal adalah belanja bulanan ke sebuah mini market, yang letaknya tidak begitu jauh dari kos saya, tepat di samping kiri perempatan lampu merah Cemara, strategis, dengan dijejeri beberapa ATM bank papan atas. Tempatnya lumayan nyaman, cukup luas, sortiran barangnya saya akui cukup teratur, misalnya khusus sempak, ya sempak aja satu baris, begitu juga dengan kutang, kuuuuutaaaang aja semua, (tapi warna warni coy !), gak mungkin kan kutang sama sempak bisa nyampur, mereka kan kayak air dan api, gak pernah bersatu, tapi fungsinya sama, pembungkus nasi warteg. Walhasil di comotlah satu keranjang merah, kemudian langsung menuju barisan sabun, saya amati satu persatu sabun-sabunnya, eh ketemu sabun sirih, ini sabun buat nginang ya?.


Setelah berhasil menunaikan butuh yang diperlukan, pas mau bayar ke kasir, eh nemu seekor adik kelas beserta teman satu kosnya yang juga mau bayar ke kasir, maka terjadilah perbuatan yang tidak diinginkan. (mereka cewek coy), sumpah ! belanjaannya banyak bingit, kemudian saya lihat ada sabun sirih yang tadi, dari awal datang saya sudah penasaran dengan barang itu, akhirnya...
"Kamu nginang dek?" 
Entah kenapa saya langsung ditimpuk pake botol sabun sirih oleh mbak kasir.

Agenda selesai, ke parkir kemudian nyolok lobang kunci motor, dan langsung menuju kos-kosan. Kepala terasa berat setelah lima hari full bekerja, terpikir pengen pijit kepala sekaligus potong rambut, kebetulan jembut udah mulai melebat, akhirnya singgahlah di barber shop langganan, seperti biasa tiga buah kursi kayu yang tinggi setia menunggu untuk ditunggangi pelanggan dengan tumpukan rambut atau mungkin jembut di antara sudut pertemuan keramik putih dan tembok beton, tak ketinggalan kerenyit kipas angin tua yang ikut menyaksikan aksi belah duren kami sore ini. 

Tapi, ada yang gak biasa ditempat cukur langgananku itu, tukang cukurnya gak berkumis dan gak berotot, mungkin om-om langganan saya itu nyari berondong lain *ehhh bungulnya, kali ini om-omnya klimis dengan tinggi sedang dan logat jawa yang kental disertai peler yang menjuntai *dustaiku. Perasaan udah mulai gak enak nih, tapi tetap nekat aja pengen dicukur, walhasil, duduklah kita dikursi, diselimuti pake sarung motif mbak-mbak, dan langsung pesan gaya samping belakang tipis (baca: doggy style, iyakah?), lalu dicoloklah mesin pencukur elektrik, penetrasi dimulai !!!

#part 1 : kepala saya di grepe-grepe, kemudian rambutnya dijambak.
#part 2 : bagian belakang, samping kiri-kanan di keruk, hingga menyisakan pulau di bagian atas ubun-ubun.
#part 3 : saya hanya merem melek menikmati.
#part 4 :  mesin cukurnya dimatikan, dan saya buka mata.
#part 5 : saya tersentak, dan saya balas grepe om-omnya.
#part 6 : ternyata hasil cukurannya lebih mirip tukul arwana
#part 7 :akhirnya minta di gundul.

Jadilah saya pria unyu bergundul...

Menjalani jadi pria gundul itu gak enak...
Pas sampai ke kos, setelah buka helm eh lewatlah Mas Toni, senior kos-kosan.
"Wahhh gundul ya?, tambahin anting pang, biar kayak jin tomang !" ledeknya.
Waaah, sialan... jadi pengen jedotin Mas Toni ke tembok, eh datang lagi Mas Bubun teman satu kamar Mas Toni, ya saya suruh aja mereka ciuman.

Besoknya saya masuk kerja, kebetulan hari itu piket, buka helm lagi, eh malah dikomentarin Pak Herman (atasan saya).
"Gundul nih yeee !!!" sambil mengulum cangkir.
Saya hanya tersenyum mesem. Langsung ambil kursi di meja piket, disambut cekikikan makhluk dari dunia lain bernama Dahlia, panggilannya Idah, lebih lengkapnya Idah Tongseng, saya semakin mesem, gak berani melawan cekikikannya, takut dibawa pulang ke negara asalnya, Zimbabwe.
Lalu duduklah saya dengan tampang sekeras batu...

4 jam full hari kerja pertama dengan kepala bergundul, hingga waktu piket pun habis, dan saya bersiap untuk pulang. Pas pulangnya ketemu Nina di dekat tempat naro helm...
"Gundul bapak kok mirip sama gundulnya Enji yaa" sambil ketawa.
"wahhh, gundul saya mesum ya bu Nina? " saya balas tanyanya.
Dia langsung berbalik menuju pintu keluar, berjaan dengan santai, mungkin dia takut gundulnya ketahuan orang atau dia kepengen gundul juga, wallahu'alam.

 Gundul yang sempat di jepret siswa saat ngawas tryout

Kebetulan besoknya ada seminar yang diadakan lembaga pendidikan tempat saya bekerja, diwajibkan semua pake baju putih bawahan hitam, khusus laki-laki mengenakan dasi. Dengan antusias saya menyambut perintah ini, sudah mandi, sudah gosok gigi, tidak lupa kencing berdiri, akhirnya saya pasang dasi sambil kencing, sebuah tren baru dalam hal cara pakai dasi walaupun kencingya tak sempurna, wayoooooo !!!.

Sesampainya di tempat seminar, saya langsung diledekin lagi sama Ichan, makhluk setengah miyabi.
"wahahaha, tuyul" sambil ngakak dia.
"cupppp" tiba-tiba datang pak Hendri mencium Ichan.
 Ichan langsung muntah dua ember, mimpi apa kau dicium homo. hahaha.
dan... ledekan pun tak hanya berakhir sampai disitu..
Apakah sabun sirih dapat menumbuhkan rambut?



















Foto bareng Geng Kapak

Post a Comment for "Bergundul"