Patah Hati
Table of Contents
Aku ingat ketika dahulu produktif menulis diblog. Waktu itu sedang galau-galaunya.Memang sih saat sedang kondisi hati sedang sensitif, inspirasi berseliweran begitu saja kayak kuntilanak. Ckckck
Awal 2017 aku dipertemukan dengan cewek yang pada awalnya menurutku biasa saja. Wajah oval dengan raut muka khas cewek Jawa, matanya teduh, kulit biru muda seperti manusia-manusia kebanyakan, ini orang apa Avatar?. Enggak lah, kulitnya sawo matang. Enggak cantik, enggak juga jelek. Sikapnya yang lembut, keibuan, dan tatapannya yang teduh membuatku nyaman bersamanya. Baru kali ini sama orang aku jatuh cinta karena sikapnya.
Tapiiiii....
Aku tertusuk jarum ditengah buntelan kain sutera. Ternyata aku mencintai cewek yang masa lalunya belum selesai.
Namanya Nela, seorang gadis Ponorogo yang kutemukan ketika aku sudah nyaman sendiri. Seolah aku ditarik sebuah kekuatan yang Maha Tarik (ini temennya teh tarik), aku anteng berjalan mengikuti pesonanya hingga aku terjatuh ke dalam sumur yang telah disediakan Tuhan springbed. Aku jatuh cinta, tapi sendiri. Cinta yang belum disampaikan, dan aku menikmatinya sendiri tanpa bagi-bagi dengan bapakku, om ku dan abang ojek di pangkalan militer (ojeknya pensiunan tentara cing), eh ini bukan onani tapinya. Jadilah aku seekor lelaki ganteng :P yang freelance jadi secret admirer.
Aku sering menatapnya dari kejauhan, pas ketika dia lagi jalan, ketika dia makan, ketika dia buang air... ahh Indahnya mengintip. Wkwkwkkwkwkwkwkk... enggaklaah, yang jelas aku suka memperhatikannya sembunyi-sembunyi. Curi-curi pandang ketika dia duduk berlainan
Sampai suatu malam aku iseng komentar di instagramnya. Ketika itu fotonya sedang menggendong neneknya, eh keponakannya.Tanpa ku duga dia balas komentarku, hingga panjaaaaang banget sepanjang titit gajah, akhirnya aku japri via WhatsApp, takut nanti diciye-ciyein orang (misal, ciyee modus, ciyee naksir, ciyee naksir neneknya) . Nomor WhatsAppnya kutemukan digrup yang kebetulan kami adalah sesama member
Setelah sekian hari kami saling WA, saling ngasih kabar, aku merasa nyaman banget sama dia, jadilah aku semakin jatuh cinta. Hingga kuberanikan diri untuk mengajaknya nonton film dibioskop, dianya mau, ditraktir pula (dasar cowok kere).
Kami janjian Sabtu siang, ku jemput dia didepan kompleknya,yang setelah ku tau rumahnya berjarak 924561 Kilometer dari depan komplek. Dia mendatangiku dengan memakai kerudung merah dengan baju berwana krem, tubuhnya beraroma vanilla. Aku ingat betul bagaimana dia hari itu. Bagiku dia nampak anggun sekali. Aku gugup ketika pertama kali benar-benar dekat dengannya.Untuk kesekian kali aku jatuh cinta lagi padanya.
Sesampainya dibioskop,sambil mengantri tiket, sempat-sempatnya aku menggoda dia. Kami nampak seperti orang yang pacaran waktu itu. Dia memilih tempat duduk yang posisinya berada di pojok tengah. Awalnya sih kami sepakat diposisi paling belakang, tapi penuh.
Sebenarnya aku tidak pernah konsentrasi dengan filmnya. Aku lebih memilih memandanginya, orang yang selama ini kupandangi dari kejauhan. Detak jantungku kian kencang. Aku merasa hormon endorfin diproduksi berlebih oleh tubuhku. Ingin rasanya aku berteriak sambil telanjang dan berdiri didepan penonton bioskop.
"Nelaaaaaaaaaa... I love you..!!!"
Tapi ku urungkan, karena itu jorok. Masih ada kok cara lain untuk menggambarkan cintaku gila padanya. Contohnya nimpuk polisi pake kutang yang dicuri dari kos kosan putri.
Semakin lama filmnya semakin lama pula aku memandanginya. Aku melihat mata teduhnya ketika menatap layar besar bioskop, tawa hangatnya ketika melihat adegan lucu. Arrgghh... jantungku merinding disko. Akupun belajar mengalihkan padangan ku ke film. Ku sandarkan tubuhku pada kursi empuk bioskop, ku ratakan tangan ku ke pegangan kursinya, tanpa sadar tanganku tersentuh tangannya. Seperti kena sengatan listrik, aku merasakan daya kejut yang besar, jantungku gak lagi merinding disko, tapi kena gempa bumi. Anjriit...
Ku rasa, dia juga terkejut. Spontan saja aku langsung menggenggam tangannya, dan dia tidak menolak, bahkan menggenggam erat tangan ku sambil mengusap punggung tanganku dengan lembut. Akkkk.... aku berusaha mencari remote kontrol waktu, ingin ku pause momen ini. Perlahan-lahan usapannya naik lenganku, aku merasakan lembut tangannya seakan-akan usapannya berbisik ditelingaku untuk menyampaikan pesan bahwa dia memiliki perasaan yang sama denganku. Aku merinding. Ahh... mungkin kalo analoginya aku kena sengatan listrik, badanku ini sudah gosong
Tak terasa film dibioskop telah habis.Waktu menunjukkan 16.40. Ku bawa dia kesebuah tempat makan cepat saji favoritku. Lagi-lagi baru kali ini aku makan sama cewek (pacar dan pacar orang, bini orang juga) gak berhadap-hadapan, tapi dia duduk disampingku. Kami ngobrol panjaaaaaaaaaaang banget, mulai dari ngomongin HTI yang pengen dibubarkan pemerintah sampe korelasi Andika Kangen Band dengan Sasuke Uchiha . Dari kejadian ini chemistry kami semakin terbangun.
Hujanpun mulai turun... ketika kami hendak beranjak pulang...
Alam sedang berkonspirasi untuk menahanku lebih lama dengannya.
Kami melanjutkan pembicaraan. Kali ini kami lebih banyak berbicara tentang rasa. Sama-sama memiliki rasa yang tidak biasa. Sejak saat itu aku baru tahu, dia jatuh cinta dengan ku. Dan itu benar adanya. Suasana dingin hujanpun berubah jadi hangat yang menjalar mengisi rongga dada. Dia memiringkan tubuhnya kearah ku, menatap mataku dalam-dalam. Tapi tak sedalam daleman temanku, walau aku tahu isinya pasti.... (ah sudahlah).
Hujanpun mulai reda...
Kamipun pulang...
Ditengah jalan hujanpun turun lagi dengan sangat lebat. Aku basah kuyup karena bawa motor, sedang dia sedikit. Aku tidak tega, lalu memutuskan singgah disebuah minimarket untuk membeli C1000 supaya gak sakit dan memakaikannya jaket rain coat ku.
Bersambung...