Hikayat Bandjir
Table of Contents
Wabihi nasta’in billahi, Ini
permulaan cerita tentang sebuah negeri antah berantah yang berada persis
ditengah-tengah antara Negeri Bawah Angin dengan Negeri Atas Angin, yaitu tiada
lain dan tiada bukan adalah Negeri Masuk Angin.
Syahdan kata yang empunnya
cerita, my luv, negeri ini pada mulanya terkenal makmur, sehat sentosa dan
lancar jaya. Kota rajanya teratur dan bersih, pohon-pohon besar berjejer rapi
membuat nyaman para binatangnya untuk berkembang biak, dihiasi oleh
sungai-sungai yang membelah antara kota raja dengan kampung-kampung. Belum lagi
lahan pertanian yang luas, sehingga hasil bumi melimpah, hingga banyaklah
bangsa yang berdatangan ke negeri itu untuk membeli hasil bumi tersebut, mulai
dari pedagang asing, pedagang parfum, kang somay bahkan sales kredit motor
ikut-ikutan masuk. Semua ini dikarenakan rajanya yang bijak dan sangat mengerti
persoalan negerinya. Raja ini bernama Sultan Mah Bebas.
Hingga suatu hari raja ini sakit
dan wafat karena gak kuat menahan luka dijempolnya akibat berburu pokemon.
Lalu, berdasarkan wasiat yang diketik dengan jempol kaki dan dibacakan
dengan santuy oleh Yank Dipertuan Kartu Perdana Menteri di depan khalayak umum,
maka putera mahkota berhak menduduki singgasana dan diberi gelar Sultan Mah
Bebas II.
Tidak seperti ayahnya, Sultan Mah
Bebas II tidak bijak dan tidak mengerti persoalan negerinya. Semua didasarkan
atas kepentingan pribadi yang menumpuk kekayaan. Pohon besar ditebang-kayunya
diimpor, pemukiman menjadi kumuh karena
banyaknya bangunan para pendatang, belum lagi tentang sampah yang dibuang
sembarangan hingga negeri ini seperti tidak terurus.
Suatu ketika malam tahun baru,
raja dengan bar-barnya kek netijen menyalakan kembang api dengan berbagai
ukuran; mulai dari ukuran kecil sampai ukuran 38 B, uwoooow !. Semalaman suntuk
kembang api menari-nari diatas langit kota raja. Al hasil langitpun menjadi
bocor dan aernya keluar terus menerus, akhirnya negeri ini sering kebanjiran.
Banjir ini mengakibatkan
banyaknya warga yang terkena kolera dan mencret. Wabah ini mengakibatkan banyak
warga meninggal termasuk Sultan Mah Bebas II yang alergi dengan mencret. Dia
wafat dengan segala kemencretannya.
Karena Sultan Mah Bebas masih
jomblo kronis, maka tampuk pemerintahan diserahkan kepada adiknya yang arif
bijaksana, bergelar Sultan Mah Bebas III. Apa mau dikata, Sultan Mah Bebas III
cuma menanggung akibat yang diperbuat oleh kakaknya.
Sebagai persiapan menghadapi
banjir besar, Sultan Mah Bebas III mencoba berpikir bijimana cara nambal langit
yang sudah bocor-bocor (iklan No Drop mode on) dan berusaha membuat sebuah
kapal besar diatas sebuah bukit nan tinggi seorang diri. Bisa dimaklumi, raja
adalah seorang alumnus STM jurusan tata boga yang jarang tawuran, sehingga
belajarnya fokus. Terang saja, hal itu ditertawakan oleh seluruh rakyatnya
karena rajanya sudah gila dan seraya berkata
“lebe amat lu bang, banjirnya
kagak sampe segitunya keleus !”
“Diem lu bencong, tar gua tabok
lu !” Kata Sultan Mah Bebas III sewot
Apa yang ditakutkan oleh Sultan
Mah Bebas III terjadi, sebuah banjir besar datang. Seisi negeri tenggelam,
banyak kecebong yang anyut. Sebelum banjir datang, raja sempat bikin broadcast
message kepada seluruh warga agar ikut kapalnya, tapi ternyata tidak
diindahkan. Akhirnya Sultan Mah Bebas III mengajak para binatang dihutan untuk
naik kapalnya; monyet, kambing, kuda, sapi, kucing, ayam, itik, dan trenggiling.
Hatta, kapal berlabuh dari bukit.
Berhari-hari bahkan berminggu minggu mengapung diatas banjir yang tidak kunjung
surut juga hujan yang tak pernah berhenti turun bahkan tinggi air sampai
menyentuh langit. Ini merupakan kesempatan Sultan menambal langit, kebetulan
dia bawa lem, gunting dan tak lupa ban bekas.
Para binatang pun mulai bosan
juga diatas kapal, kerjaannya tiada lain hanya bersenggama saja. Kontan saja
sultan yang jomblo kronis dan sedang repot nambal langit berang melihatnya.
Akhirnya titit para jantan dilepas satu-satu oleh sultan dan dikarungin,
kemudian dilempar ke puncak bukit.
Banjirpun semakin surut, daratan
sudah mulai kelihatan. Kapal kembali keatas bukit. Para binatang jantan
bergegas mencari titit-titit yang dikarungin. Kucing adalah satu diantara yang
tercepat mendapatkan karung titit tersebut, diobok-oboknya isi karung mencari
titit yang paling gede. Akhirnya dia nemu punya kuda, lalu dipasangnya. Sontak
saja kucing jadi bahan tertawaan para jantan, karena titit kucing bergelayutan
dengan indahnya kaya Supra X pake knalpot Ducati. Paling sedih adalah itik,
karena jalannya lambat, maka dia gak kebagian. Rupa-rupanya ada jantan yang
tamak, pengen tititnya dua. Akhirnya si monyet berbelas kasih pada itik,
dilepasnya pentil teteknya, lalu dia pasangin ke itik. Akhirul kalam itik
mempunyai titit. Walau kecik sangat.
Post a Comment