blogkoding cineblog scscrc123 indoblog Hikayat Bandjir - Arlong's Diary
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hikayat Bandjir

Postingan ini gagal mojok.co - Arlong's Pemilik Sah Kapak Geni 212



Wabihi nasta’in billahi, Ini permulaan cerita tentang sebuah negeri antah berantah yang berada persis ditengah-tengah antara Negeri Bawah Angin dengan Negeri Atas Angin, yaitu tiada lain dan tiada bukan adalah Negeri Masuk Angin.
Syahdan kata yang empunnya cerita, my luv, negeri ini pada mulanya terkenal makmur, sehat sentosa dan lancar jaya. Kota rajanya teratur dan bersih, pohon-pohon besar berjejer rapi membuat nyaman para binatangnya untuk berkembang biak, dihiasi oleh sungai-sungai yang membelah antara kota raja dengan kampung-kampung. Belum lagi lahan pertanian yang luas, sehingga hasil bumi melimpah, hingga banyaklah bangsa yang berdatangan ke negeri itu untuk membeli hasil bumi tersebut, mulai dari pedagang asing, pedagang parfum, kang somay bahkan sales kredit motor ikut-ikutan masuk. Semua ini dikarenakan rajanya yang bijak dan sangat mengerti persoalan negerinya. Raja ini bernama Sultan Mah Bebas.
Hingga suatu hari raja ini sakit dan wafat karena gak kuat menahan luka dijempolnya akibat berburu pokemon. Lalu, berdasarkan wasiat yang diketik dengan jempol kaki dan dibacakan dengan santuy oleh Yank Dipertuan Kartu Perdana Menteri di depan khalayak umum, maka putera mahkota berhak menduduki singgasana dan diberi gelar Sultan Mah Bebas II.
Tidak seperti ayahnya, Sultan Mah Bebas II tidak bijak dan tidak mengerti persoalan negerinya. Semua didasarkan atas kepentingan pribadi yang menumpuk kekayaan. Pohon besar ditebang-kayunya diimpor,  pemukiman menjadi kumuh karena banyaknya bangunan para pendatang, belum lagi tentang sampah yang dibuang sembarangan hingga negeri ini seperti tidak terurus.
Suatu ketika malam tahun baru, raja dengan bar-barnya kek netijen menyalakan kembang api dengan berbagai ukuran; mulai dari ukuran kecil sampai ukuran 38 B, uwoooow !. Semalaman suntuk kembang api menari-nari diatas langit kota raja. Al hasil langitpun menjadi bocor dan aernya keluar terus menerus, akhirnya negeri ini sering kebanjiran.
Banjir ini mengakibatkan banyaknya warga yang terkena kolera dan mencret. Wabah ini mengakibatkan banyak warga meninggal termasuk Sultan Mah Bebas II yang alergi dengan mencret. Dia wafat dengan segala kemencretannya.
Karena Sultan Mah Bebas masih jomblo kronis, maka tampuk pemerintahan diserahkan kepada adiknya yang arif bijaksana, bergelar Sultan Mah Bebas III. Apa mau dikata, Sultan Mah Bebas III cuma menanggung akibat yang diperbuat oleh kakaknya.
Sebagai persiapan menghadapi banjir besar, Sultan Mah Bebas III mencoba berpikir bijimana cara nambal langit yang sudah bocor-bocor (iklan No Drop mode on) dan berusaha membuat sebuah kapal besar diatas sebuah bukit nan tinggi seorang diri. Bisa dimaklumi, raja adalah seorang alumnus STM jurusan tata boga yang jarang tawuran, sehingga belajarnya fokus. Terang saja, hal itu ditertawakan oleh seluruh rakyatnya karena rajanya sudah gila dan seraya berkata
“lebe amat lu bang, banjirnya kagak sampe segitunya keleus !”
“Diem lu bencong, tar gua tabok lu !” Kata Sultan Mah Bebas III sewot
Apa yang ditakutkan oleh Sultan Mah Bebas III terjadi, sebuah banjir besar datang. Seisi negeri tenggelam, banyak kecebong yang anyut. Sebelum banjir datang, raja sempat bikin broadcast message kepada seluruh warga agar ikut kapalnya, tapi ternyata tidak diindahkan. Akhirnya Sultan Mah Bebas III mengajak para binatang dihutan untuk naik kapalnya; monyet, kambing, kuda, sapi, kucing, ayam, itik, dan trenggiling.
Hatta, kapal berlabuh dari bukit. Berhari-hari bahkan berminggu minggu mengapung diatas banjir yang tidak kunjung surut juga hujan yang tak pernah berhenti turun bahkan tinggi air sampai menyentuh langit. Ini merupakan kesempatan Sultan menambal langit, kebetulan dia bawa lem, gunting dan tak lupa ban bekas.
Para binatang pun mulai bosan juga diatas kapal, kerjaannya tiada lain hanya bersenggama saja. Kontan saja sultan yang jomblo kronis dan sedang repot nambal langit berang melihatnya. Akhirnya titit para jantan dilepas satu-satu oleh sultan dan dikarungin, kemudian dilempar ke puncak bukit.
Banjirpun semakin surut, daratan sudah mulai kelihatan. Kapal kembali keatas bukit. Para binatang jantan bergegas mencari titit-titit yang dikarungin. Kucing adalah satu diantara yang tercepat mendapatkan karung titit tersebut, diobok-oboknya isi karung mencari titit yang paling gede. Akhirnya dia nemu punya kuda, lalu dipasangnya. Sontak saja kucing jadi bahan tertawaan para jantan, karena titit kucing bergelayutan dengan indahnya kaya Supra X pake knalpot Ducati. Paling sedih adalah itik, karena jalannya lambat, maka dia gak kebagian. Rupa-rupanya ada jantan yang tamak, pengen tititnya dua. Akhirnya si monyet berbelas kasih pada itik, dilepasnya pentil teteknya, lalu dia pasangin ke itik. Akhirul kalam itik mempunyai titit. Walau kecik sangat.


Post a Comment for "Hikayat Bandjir"